PLAK
A.
Devinisi
Plak Gigi
Plak
gigi adalah endapan lunak, tidak berwarna, dan mengandung aneka ragam bakteri
yang melekat erat pada permukaan gigi. Plak tidak dapat dibersihkan dengan
hanya kumur-kumur, semprotan air atau udara, tetapi plak hanya dapat diberihkan
dengan cara mekanis. Sampai saat ini cara mekanis yang paling efektif untuk
membersihkan plak adalah dengan menyikat gigi.
Plak
dapat digambarkan sebagi lapisan yang kadang-kadang tebalnya sampai 2 mm pada
semua permukaan mulut, terutama pada permukaan gigi dan sering juga pada
permukaan gingival dan lidah. Jika jumlahnya sedikit plak tidak
dapat terlihat, kecuali diwarnai dengan larutan disclosing atau sudah mengalami
diskolorisasi oleh pigmen-pigmen yang berada dalam rongga mulut. Jika menumpuk,
plak akan terlihat berwarna abu-abu, abu-abu kekuningan dan kuning.
B.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pembentukan Plak
Menurut
carlsson, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan plak gigi adalah
sebagai berikut :
Lingkungan fisik,
meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan sekitarnya, struktur
permukaan gigi yang jelas terlihat setelah dilakukan pewarnaan dengan larutan
disklosing. Pada daerah terlindung karena kecembungan permukaan gigi, pada gigi
yang letaknya salah, pada perumkaan gigi dengan kontur tepi gusi yang buruk,
pada permukaan email yang banyak cacat, dan pada daerah pertautan sementoemail
yang kasar, terlihat jumlah plak yang terbentuk lebih banyak.
Friksi
atau gesekan oleh makanan yang dikunyah. Ini hanya terjadi pada permukaan
gigi yang tidak terlindung. Pemeliharaan kebersihan mulut dapat mencegah atau
mengurangi penumpukan plak pada permukaan gigi.
Pengaruh
diet terhadap pembentukan plak telah diteliti dalam dua aspek, yaitu
pengaruhnya secara fisik dan pengaruhnya sebagai sumber makanan bagi bakteri di
dalam plak. Jenis makanan, yaitu keras dan lunak, memengaruhi pembentukan plak
pada permukaan gigi. Ternyata plak banyak terbentuk jika kita lebih banyak
mengonsumsi makanan lunak, terutama makanan yang mengandung karbohidrat jenbis
sukrosa, karena akan menghasilkan dekstran dan levan yang memegang peranan
penting dalam pembentukan matriks plak.
C.
Struktur
dan Komposisi Plak Gigi
1.
Komposisi
Secara Keseluruhan
Plak
gigi sebagian besar terdiri atas air dan berbagai macam mikroorganisme yang
berkembang biak dalam suatu matriks interseluler yang terdiri atas polisakarida
ekstraseluler dan protein saliva. Sekitar 80% dari berat plak adalah air,
sementara jumlah mikroorganisme kurang lebih 250 juta per mg berat basah.
Selain terdiri atas mikroorganisme, juga terdapat sel-sel epitel lepas,
leukosit, partikel-partikel sisa makanan, garam anorganik yang terutama terdiri
atas kalsium, fosfat, dan fluor.
Plak terdiri dari 20% bahan organik dan
anorganik dan sisanya adalah air. Bahan organik meliputi kompleks protein
polisakarida yang terdiri dari karbohidrat dan protein kira-kira 30% dan lemak
kira-kira 15%. Komponen ini merupakan produk ekstraseluler dari bakteri plak,
sisa-sisa sitoplasmik dan membran sel, hasil pengunyahan makanan dan derifat
glikoprotein. Karbohidrat yang terbesar ditemukan pada plak supragingiva adalah
dextran, levan dan galaktose, yang diproduksi oleh bakteri polisakarida
kira-kira 9,5% dari total plak.
2.
Komposisi
Bakteri
Bakteri
yang terdapat pada permukaan luar, terdiri atas bakteri jenis aerob, sedang
bakteri yang terdapat pada permukaan dalam terdiri atas bakteri anaerob.
Bakteri anerob cenderung lebih banyak karena oksigen yang masuk ke bagian dalam
hanya sedikit sebingga memungkinkan bakteri anaerob tumbuh dengan subur.
Bakteri di dalam plak tidak sama
dengan yang terdapat dalam rongga mulut, laktobasilus yang dulu dikira
merupakan penyebab utama dari karies ternyata hanya hadir dalam jumlah kecil di
dalam plak, sedangkan dalam saliva jumlah Laktobasilus sangat besar, sementara
streptokokus yang banyak dalam plak hanya terdapat sedikit terdapat dalam
saliva. Bakteri-bakteri yang berada dalam plak selain dapat menghasilkan asam
(asidogenik) dari makanan yang mengandung karbohidrat juga dapat bertahan
berkembang biak dalam suasana asam (aciduric).
Berdasarkan hasil penelitian,
komposisi bakteri dalam plak ini bervariasi. Komposisi bakteri dalam plak bergantung
pada daerah dan regio dari gigi, juga pada umur plak.
Distribusi bakteri di dalam plak
sangat variabel, namun pada umumnya bakteri di lapisan bagian dalam berkumpul
membentuk koloni yang lebih padat serta mempunyai dinding yang lebih tebal dan terutama
terdiri atas jenis kokus, sedangkan jenis filamen umumnya tumbuh dengan sumbu
panjang sel-selnya tegak lurus pada permukaan gigi, pada gambaran secara
mikroskopis tampak gambaran palisade atau seperti pagar.
3.
Komposisi
Matriks Plak Gigi
Telah
diketahui bahwa bakteri-bakteri di dalam plak terpendam di dalam matriks
interseluler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa matriks ini terutama terdiri
atas: (a) Polisakarida ekstraseluler, yang dibentuk oleh jenis bakteri tertentu
di dalam plak; (b) Protein yang berasal dari saliva.
a.
Polisakarida
ekstraseluler
Jenis utama
bakteri yang mempunyai kemampuan untuk membentuk polisakarida ekstraseluler
adalah beberapa galur (strain)
streptococcus, yaitu streptococcus
mutans, streptococcus sangius dan galur streptokokus lainnya.
Bakteri-bakteri ini membentuk polisakarida ekstraseluler dari karbohidrat,
terutama sukrosa. Telah ditemukan berbagai macam polisakarida ekstraseluler di
dalam plak, tetapi yang terutama adalah dekstran yang merupakan polimer glukosa
dan levan yang merupakan polimer fruktosa.
Secara biokimia
jalannya sintesa adalah sebagai berikut.
(1) Sukeosa+
enzim bakteri (dektransukrase) ® dekstran + fruktosa
(2) Sukrosa
+ enzim bakteri (levansukrosa) ® levan + glukosa
Desktran
merupakan polimer glukosa yang mempunyai berat molekul berbeda-beda ( namun
semuanya di atas satu juta) dan mempunyai sifat tidak larut air, sangat adhesif
dan resisten terhadap hidrolisis oleh bakteri di dalam plak, dan merupakan
senyawa stabil. Sifat- sifat tersebut memungkinkan dekstran berfungsi sebagai
matriks daripada plak gigi. Dekstran mempunyai panjang rantai yang berbeda-beda
sehinnga diusulkan nama umum, yaitu “glukan” bagi golongan polisakarida yang
merupakan polimer glukosa. Sukrosa merupakan substrat utama bagi pembentukan
dekstran, namun penelitian terakhir menunjukkan bahwa bakteri dapat membentuk
polisakarida lain selain dekstran, dari glukosa dan gula-gula lainnya.
Bakteri-bakteri
di dalam plak juga membentuk polimer fruktosa., yaitu levan. Levan ini lebih
mudah larut dalam air dan dapat dihidrolisis lebih banyak oleh bakteri
dibandingkan dengan dekstran. Karena tidak begitu stabil, diperkirakan peranan
levan sebagai komponen matriks dari plak agar terbatas. Namun, para ahli
mengakui bahwa levan dan perantarabagi kolonisasi dan perlekatan bakteri di
atas permukaan gigi. Perbedaan antara dekstran dan levan ini penting dalam hubungannya dengan retensi
plak. Pada permukaan licin gigi, kolonisasi bakteri terutama dilakukan oleh
jenis-jenis yang mempunyai kemampuan dasar untuk membentuk dekstran, misalnya
streptococcus mutans, sedangkan pada permukaan akar lebih terlindung terhadap
tekanan-tekanan mekanis yang melepaskan plak, organisme pembentuk levan,
seperti Odontomyces viscosus dapat berkoloni dan membentuk plak.
b. Protein saliva
Selain
polisakarida ekstraseluler yang telah disebutkan di atas, beberapa ahli
mengatakan bahwa matriks dari plak juga mengandung protein dari saliva,
sisa-sisa sel bakteri yang telah mengalami, lisis, dan beberapa mineral. Leach
dan kawan-kawan, menunjukan dengan suatu percobaan bahwa jika diet tidak
mengandung karbonhidrat, matriks dari
plak yang terbentuk diatas permukaan gigi hampir sama sekali tidak mengandung
karbonhidrat (polisakarida ekstraseluler). Dalam hal ini ternyata bahwa matriks
dari plak tersebut terdiri atas asam-asam amino yang merupakan karateristik
glikoprotein saliva.
4.
Komposisi
komponen anorganik
Komponen
anorganik yang terdapat dalam plak adalah kalsium, fosfor sedangkan magnesium,
potassium dan sodium ditemukan dalam jumlah yang kecil. Kandungan anorganik
tertinggi ditemukan pada permukaan lingual incisivus bawah. Ion kalsium ini
ikut membantu perlekatan antara bakteri dan antar bakteri dengan pelikel.
Sehingga, hampir 70-80% komponen anorganik ditemukan sebagai kristalin calcium
phosphate.
Plak
gigi mengandung konsentrasi kalsium dan fosfat yang jauh lebih tinggi dari pada
di dalam saliva. Konsentrasi unsur-unsur ini berbeda pada satu daerah plak
dengan yang lain, pada satu pasien dengan pasien lain. Sebagai contoh, plak di
daerah insisif rahang bawah mengandung kalsium dan fosfat yang jauh lebih
tinggi dari pada plak di regio lain. Jika diet mengandung banyak sukrosa atau gula-gula
lain, konsentrasi kalsium dan fosfat turun dengan cepat. Ini mungkin disebabkan
karena kebutuhan bakteri akan unsur-unsur tersebut meningkat sewaktu terjadi
metabolisme gula-gula tersebut.
Selain
kalsium dan fosfat, plak juga mengandung fluor dalam konsentrasi kurang lebih
80 ppm pada pasien yang meminum air yang telah difluoridasi (dalam konsentrasi
1ppm). Diperkirakan sebagian besar fluor ini terikat pada protein plak serta
bakteri dalam plak. Fluor dalam konsentrasi 80 ppm ini sebenarnya dapat menekan
atau menghalangi reaksi enzimatik bakteri, termasuk sintesa polisakarida intra-
dan ekstraseluler yang penting dalam proses pembentukan plak. Akan tetapi untuk
dapat berefek demikian, dibutuhkan fluor dalam bentuk bebas, sedangkan jumlah
fluor dalam bentuk ion bebas di dalam plak ini belum diketahui dengan pasti .
Oleh karena itu, belum dapat dipastikan apakah fluor di dalam plak tersebut
mempunyai efek kariostatik atau tidak.
Dari
penelitian-penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa plak dapat mengikat
kalsium dalam jumlah besar dan hal ini mungkin berhubungan dengan perpindahan
kalsium ke dalam dan luar email.
5. Mikroorganisme Plak
Plak
yang terletak terbentuk sempurna, selain bakteri dapat pula berisi
mikroorganisme lain. Mycoplasma telah berhasil ditemukan, dan sejumlah kecil
lagi protozoa juga ada. Mikroorganisme pada bakteri plak yang hampir selalu
ditemukan adalah golongan Streptococcus
dan Lactobacillus. Selain itu,
ditemukan juga golongan jamur actinomycetes.18
Mikroorganisme
yang ditemukan pada plak bervariasi pada setiap orang, serta menurut umur plak
itu sendiri. Plak muda (1-2 hari) sebagian besar terdiri dari bakteri
gram-negatif yang berbentuk kokus dan batang. Organisme ini biasanya tumbuh
pada pelikel mikropolisakarida amorf dengan tebal kurang dari 1 mikron. Pelikel
ini melekat pada email, sementum atau dentin. Setelah 2-4 hari, perubahan
jumlah dan tipe mikroorganisme dalam plak. Selain bakteri gram-negatif kokus
dan gram-negatif batang bertambah banyak, jenis bacili fusiformis dan filament
semakin jelas.
Pada
hari ke-4 hingga ke-9, ekologi mikroorganisme plak menjadi semakin kompleks
dengan bertambahnya jumlah bakteri motil seperti spirilla dan spirochete.
6. Unsur-Unsur Lain dalam Plak
Walaupun organisme terkolonisasi adalah
unsur plak, terdapat komponen lain yang dapat diidentifikasi dengan mikroskop
fase kontras, yaitu:
a. Sel
epitel. Sel-sel ini hampir selalu ditemukan pada sampel plak. Gambaran yang
terlihat terdiri dari berbagai tingkat integritas anatomi, dari bentuk sel
terdeskuamasi dengan nuklei yang besar dan dinding sel jelas hingga gambaran
sel “hantu” (ghosts), dengan bakteri
bergerombol mengelilingi sel-sel epitel.
b. Sel
darah putih. Leukosit, biasanya sel neutrofil
polimorfonuklear (PMN), dapat ditemukan dalam berbagai tingkatan
vitalitas pada beberapa fase inflamasi.
c. Eritrosit.
Sel eritrosit ini terlihat pada sampel yang diambil dari permukaan gigi di
sekitar gingival yang mengalami ulserasi.
d. Protozoa.
Genera protozoa tertentu, seperti Entamoeba
dan Trichomonas, sering ditemukan
pada plak yang diambil dari permukaan gigi yang mengalami gingivitis akut dan
dari dalam poket periodontal.
e. Partikel
makanan. Secara mikroskopis, kadang-kadang terlihat partikel makanan. Paling
sering ditemukan adalah serabut otot/daging, dengan ciri adanya striae otot.
f. Komponen
lain. Di dalam plak mungkin juga terdapat elemen yang tidak spesifik, seperti
partikel berbentuk kristal (fragmen halus sementum, kalsifikasi awal atau
partikel makanan yang tidak teridentifikasi) dan apa yang kelihatannya
merupakan fragmen sel juga ditemukan dalam plak.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pembentukan plak
Menurut
carlsson, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan plak gigi adalah
sebagai berikut :
a.
Lingkungan
fisik, meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan
sekitarnya, struktur permukaan gigi yang jelas terlihat setelah dilakukan
pewarnaan dengan larutan disklosing.
b.
Friksi
atau gesekan oleh makanan yang dikunyah. Ini hanya terjadi
pada permukaan gigi yang tidak terlindung. Pemeliharaan kebersihan mulut dapat
mencegah atau mengurangi penumpukan plak pada permukaan gigi.
c.
Pengaruh
diet terhadap pembentukan plak telah diteliti dalam dua
aspek, yaitu pengaruhnya secara fisik dan pengaruhnya sebagai sumber makanan
bagi bakteri di dalam plak. Jenis makanan, yaitu keras dan lunak, memengaruhi
pembentukan plak pada permukaan gigi. Ternyata plak banyak terbentuk jika kita
lebih banyak mengonsumsi makanan lunak, terutama makanan yang mengandung
karbohidrat jenbis sukrosa, karena akan menghasilkan dekstran dan levan yang
memegang peranan penting dalam pembentukan matriks plak.
2.
Komposisi Plak
Plak
terdiri dari 20% bahan organik dan anorganik dan sisanya adalah air. Bahan
organik meliputi kompleks protein polisakarida yang terdiri dari karbohidrat
dan protein kira-kira 30% dan lemak kira-kira 15%. Komponen ini merupakan
produk ekstraseluler dari bakteri plak, sisa-sisa sitoplasmik dan membran sel,
hasil pengunyahan makanan dan derifat glikoprotein. Karbohidrat yang terbesar
ditemukan pada plak supragingiva adalah dextran, levan dan galaktose, yang
diproduksi oleh bakteri polisakarida kira-kira 9,5% dari total plak.
Komponen
anorganik yang terdapat dalam plak adalah kalsium, fosfor sedangkan magnesium,
potassium dan sodium ditemukan dalam jumlah yang kecil. Kandungan anorganik
tertinggi ditemukan pada permukaan lingual incisivus bawah. Ion kalsium ini
ikut membantu perlekatan antara bakteri dan antar bakteri dengan pelikel.
Sehingga, hampir 70-80% komponen anorganik ditemukan sebagai kristalin calcium
phosphate.18
Plak
yang terletak terbentuk sempurna, selain bakteri dapat pula berisi
mikroorganisme lain. Mycoplasma telah berhasil ditemukan, dan sejumlah kecil
lagi protozoa juga ada. Mikroorganisme pada bakteri plak yang hampir selalu
ditemukan adalah golongan streptococcus dan lactobacillus. Selain itu,
ditemukan juga golongan jamur actinomycetes.
Susunan
komponen bakteri dan biokimia plak bervariasi dan tergantung pada konsentrasi
bakteri dalam saliva, oksigen komposisi makanan serta adanya penyakit
periodontal.
Plak
gigi bukan merupakan sisa makanan dan pembentukannya tidak ada hubungannya
dengan konsumsi makanan. Plak supra gingivalebih cepat terbentuk pada saat
tidur, kemudian pada saat tidak ada makanan dikunyah, serta pada saat makan.
Hal ini terjadi karena aksi mekanik makanan dan aliran saliva pada saat
mastikasi menyebabkan plak sulit
terbentuk.
DAFTAR
PUSTAKA
Putri,
Megananda P, dkk. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan
Pendukung Gigi. Jakarta; EGC.